Pages

Saturday, November 28, 2015

Filsafat ~ "Nilai Pancasila Dalam Olahraga Bulutangkis"



Puji dan syukur hanya miliknya Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi taufik, hidayah serta inayah-nya sehingga kita masih dapat beraktifitas sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya hingga saat ini.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Dosen matakuliah yang saya sebut beliau Prof. Dr. H. Hariadi Said M.Si yang telah memberi arahan kepada kita semua untuk dapat mmenyusun makalah ini. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan serta dari berbagai pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh sebab itu, penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun uuntuk dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini bias bermanfaat untuk kita semua.

Pada kesempatan kali ini, perkenankan penulis untuk menyampaikan makalah yang berjudul

“Nilai Pancasila Sebagai Ilmu Terapan Dalam Olahraga Bulutangkis”
         
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Hal ini berarti bahwa setiap tindakan rakyat dan Negara Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila. Secara historis, pancasila diambil dari budaya bangsa Indonesia, sehingga mempunyai fungsi dan peran yang luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Teori Nilai
Teori pertama disampaikan oleh Rescher (1969 : 8) dalam (Fuad Ihsan, 2010 : 235). Bahwa nilai sebagai konsep ukur memungkinkan subjek melakukan penilaian atas objek yang dihadapi. Maksudnya adalah seseorang dapat melakukan penilaian terhadap segala sesuatu yang ia hadapi sebagai objek yang dinilai.
Sedangkan Mukhtar Latif (2014 : 232) mengatakan bahwa nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Maksud dari teori tersebut adalah nilai yang sifatnya berkualitas dapat dijadikan landasan dalam kehidupan masyarakat.
Stefanus Supriyanto (2013 : 197) menambahkan bahwa nilai atau value adalah keinginan yang relative permanen yang tampaknya mempunyai sifat-sifat baik seperti damai atau kehendak baik, bersusila. Artinya, nilai yang berwujud keinginan relative permanen serta memiliki sifat baik kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian, maka nilai dapat diartikan bahwa niali adalah suatu subjek penilai melakukan penilaian yang berkualitas dan dapat bermanfaat serta bersifat baik dalam kehidupan masyarakat. Berarti nilai pancasila adalah objek yang dinilai yang bersifat baik dengan berfikir serta asas  oralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teklonolgi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Teori Bulutangkis
Permainan bulutangkis menurut Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa (2010 : 23) merupakan permainan perorangan yang dilakukan dilapangan segiempat yang dipisahkan dengan sebuah jaring atau net yang dipasang ditengah lapangan.
Sedangkan menurut Sri Wahyuni, dkk (2010 : 37) menyatakan bahwa bulutangkis adalah suatu permainan yang setiap pemainnya memerlukan bantuan sebuah reket. Sebagai pengganti bola dipergunakan sebuah kock (shuttlecock) yang dipukul secara bergantian oleh setiap regu yang sedang beranding.
Jaja Suharja Husdarta dan Eli Maryani (2010 : 17) mengungkapkan bahwa permainan bulutangkis merupakan permainan beregu. Permainan ini menggunakan rreket sebagai alat pukul, dan kock sebagai objek yang dipukul.

Setelah mengetahui definisi bulutagkis menurut para ahli diatas, maka dapat dikatakan bahwa permainan bulutangkis merupakan permainan perorangan dan beregu yang dimainkan diatas lapangan yang berbentuk segi empat. Permainan ini menggunakan reket dan kock yang dipukul hingga melewati net yang direntangkan ditengah lapangan.
Pada dasarnya nilai-nilai pancasila bersifat universal, sehingga harus diinternalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasiuk juga didalam berolahraga, dan tidaak terkecuali didalam olahraga bulutangkis. Dalam kaitannya antara pancasila dengan permainan bulutangkis nilai pancasila dapat kita terapkan didalam permainan maupun diluar permainan olahraga bulutangkis.

Nilai Pancasila Dalam Bulutangkis
1.    Nilai Ketuhanana
Nilai ketuhanan yang maha Esa mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dari nilai tersebut, menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang rekligius bukan bangsa yang tidak memiliki agama atau ateis.
Dengan kepercayaan seorang atlet bulutangkis terhadap adanya tuhan, tidak menutup kemungkinan seorang atlet selalu berdoa memohon sebelum melakukan pertandingan agar dapat diberi kemenangan dan diakhir pertandingan pun selalu mengucap syukur atas kemenangan.

2.    Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab ini mengandung arti kesdaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam kehidupan bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya.
Kaitannya dengan bulutangkis dimana setiap atlet harus mampu menerapkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku di dalam pertandingan bulutangkis tersebut. Contooh : menghormati lawan dan atau tidak menyakiti lawan
3.    Nilai Persatuan
Nilai persatuan Indonesia mengandung makana usaha kearah untuk bersatu dalam kebutuhan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Maksudnya adalah dengan adanya untuk persatuan dan tujuan yang sama yaitu untuk mendukung dan membela Indonesia dalam pertandingan bulutangkis dari hal tersebut tidak menutup kemungkinan rakyat Indonesia akan datang berkumpul bersatu dengan tujuan mendukung para atlet Indonesia yang sedang bertanding.

4.    Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan disini harus dimiliki oleh setiap elemen petinggi Negara Indonesia. Dengan mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat dengan cara mufakat atau musyawarah.
Dalam permaianan bulutangkis wasit merupakan elemen tertiggi di dalam pertandingan. Seorang wasit harus mampu mementingkan kepentingan bersama yang bersifat kebenaran dengan cara musyawarah. Contoh : Dalam menentukan bola masuk atau bola keluar harus dimusyawarakan dengan lesman yang bertugas.

5.    Nilai Keadilan
Nilai keadilan merupakan nilai yang sangat mendasar yang dihadapkan dari seluruh bangsa Indonesia yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kaitannya nilai keadilan dengan bulutangkis dimana seorang wasit harus mampu memimpin jalannya pertandingan dengan adil sehingga tidak terjadi perpecahan antar satu pihak dengan pihak yang lainnya.
 Nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia harus mampu menerapkan nilai-nilai pancasila dlam kehidupan keluarga, pendidikan, kelompok bermain, dan juga kelompok olahraga. Lebih khusus olahraga bulutangkis, seorang atlet bulutangkis mestinya mampu menerapkan nilai-nilai yang terdapat di dalam pancasila

No comments:

Post a Comment