A. Karakteristik Perkembangan Anak
Usia Sekolahmenegah Pertama (SMP)
a.
Perkembangan
Dalam Sikap Kognitif
Untuk membahas perkembangan
kognitif (berpikir) pada anak saat berada di sekolah menengah
pertama (SMP), dikemukakan pandangan dari Piaget, Vigotksy, dan para ahli
psikologi
pemrosesan informasi (information-processing theory).
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa
aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan
ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP, perkembangan kognitif utama yang dialami
adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan
simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang
tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan
kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua
atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi
dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual.
Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan
kognitif.
b.
Perkembangan
Dalam Sikap Emosional
Masa remaja merupakan puncak
emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik,
terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang
dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal, perkembanga
emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap
berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Sedangkan
remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Mencapai kematang emosional
merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya
sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya
Meskipun pada usia remaja kemampuan
kognitifnya telah berkembang dengan baik, yang memungkinkannya untuk dapat
mengatasi stres atau fluktuasi emosi secara efektif, tetrapi ternyata masih
banyak remaja yang belum mampu mengelola emosinya, sehingga mereka banyak
mengalami depresi, marah-marah, dan kurang mampu meregulasi emosi. Kondisi ini
dapat memicu masalah, seperti kesulitan belajar, penyalahgunaan obat, dan
perilaku menyimpang. Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi
emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Remaja yang sering mengalami
emosi yang negarif cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah.
B. Karakteristik Perkembangan Anak
Usia Sekolahmenegah Atas (SMA)
Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang
berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan
individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu
dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka
melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau
dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa,
mereka secara rill belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.
Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada
perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka.
a.
Perkembangan
Dalam Sikap Kognitif
Kemampuan kognitif terus berkembang
selama masa SMA. Akan tetapi, bagaimanapun tidak semua
perubahan kognitif pada masa SMA tersebut
mengarah pada peningkatan potensi. Kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif
mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian
sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi
terutama pada masa SMA akhir dapat ditingkatkan kembali
melalui serangkaian pelatihan.
Perkembangan kognitif pada fase usia
dewasa awal, dikemukakan oleh Schaie (1997) bahwa tahap-tahap kognitif
Piaget menggambarkan peningkatan efisiensi dalam perolehan informasi yang baru.
Sebagai contoh, pada masa dewasa awal terdapat perubahan dari mencari
pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan, menerapkan apa yang sudah diketahui,
khususnya dalam hal penentuan karier dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
pernikahan dan hidup berkeluarga.
b.
Perkembangan
dalam Sikap Emosional
Pada masa ini, tingkat karateristik
emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional
para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta
dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan
baik. Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui setiap aspek
yang berhubungan dengan perubahan pola tingkah laku dalam perkembangan remaja,
serta memahami aspek atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan
komunikasi yang baik dengan remaja. Perkembangan pada masa SMA (remaja)
merupakan suatu titik yang mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan.
Meskipun sifat kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena
pengaruh didikan orang tua.
Perkembangan Peserta Didik Periode Sekolah Menengah Atas
(SMA) Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap
yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan
ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak
menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang
disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai
anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil
belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.
Baca
juga artikel lainnya tentang :
Artikel Terkait
bagus artikelnya :)
ReplyDelete